MENGENAL ALLAH TRITUNGGAL

Saturday, 02 May 2020


Ulangan 6:4; Matius 3:16-17 Pengantar: Allah Tritunggal lebih besar daripada logika manusia Pengajaran tentang Allah Tritunggal adalah salah satu doktrin yang paling sulit dipahami. Namun, kesulitan untuk diterima dengan logika tidak berarti doktrin ini tidak benar. Dalam kehidupan sehari-hari, ada hal yang sulit diterima logika, namun kita mengakui keberadaan atau kebenarannya. Contohnya adalah pemahaman seorang anak kecil tentang cinta. Kapasitas logika seorang anak kecil tidak cukup besar untuk memahami mengapa seseorang yang jatuh cinta bisa sulit makan, sulit tidur, ketawa sendiri dan melakukan hal-hal yang kelihatan tidak masuk akal. Kebenaran yang sama juga berlaku dalam pengajaran Allah Tritunggal. Kita tidak mampu memahami Allah Tritunggal dengan akal, bukan karena Allah tidak masuk akal, tetapi Allah lebih besar daripada kapasitas logika atau akal kita. 1. Mengenal Allah melalui hati dan pengalaman Namun demikian, kita dapat mengenal Allah Tritunggal melalui hati dan pengalaman kehidupan sehari-hari. Keselamatan yang kita terima dan nikmati setiap hari adalah hasil karya Allah Tritunggal: Allah Bapa merancang dan menetapkan (Gal. 4:4-5; Ef. 1:3-6); Yesus Kristus menjadi Juruselamat manusia melalui kelahiran, kematian, dan kebangkitan-Nya (Yoh. 3:16; Ef. 1:7-12); dan Allah Roh Kudus melahirbarukan dan memimpin orang percaya menjalankan kehidupan sebagai ciptaan baru (Yoh. 3:3-8; Ef. 1:13-14). Selain itu, kita juga mengalami dan menerima berkat dari Allah Tritunggal sewaktu kita dibaptis dalam nama Allah Bapa dan Allah Anak dan Allah Roh Kudus, sewaktu kita mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, menyanyi lagu Doksologi dan menerima berkat. 2. Pengajaran Alkitab: Allah yang Esa dalam Tiga Pribadi Doktrin Allah Tritunggal bukan diciptakan oleh para bapa gereja, apalagi menjiplak pengajaran agama lain seperti yang dituduh oleh orang-orang tertentu. Doktrin ini berasal dari pengajaran Alkitab. Ulangan 6:4 mengajarkan, “Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Pengajaran yang sama dipertegas oleh Yesus Kristus di Markus 12:29. Jadi, Alkitab dengan tegas mengajarkan Allah kita adalah esa. Namun di saat yang sama, Alkitab juga mengajarkan Allah yang esa memiliki lebih dari satu Pribadi, sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat berikut: a. Kejadian 1:26, berfirmanlah Allah: “Baiklah ‘KITA’ menjadikan manusia….” Siapakah “KITA” yang sedang berkomunikasi di sini? Perjanjian Baru membantu kita dengan penjelasan ketiga Pribadi Allah sedang berkomunikasi. Matius 28:19 dan 2Kor. 13:13 memberitahukan bahwa ketiga Pribadi tersebut adalah Allah Bapa dan Allah Anak dan Allah Roh Kudus. b. Matius 3:16-17 menceritakan ketiga Pribadi Allah Tritunggal muncul bersamaan dalam peristiwa baptisan Yesus Kristus. Setelah dibaptis, Allah Roh Kudus turun ke atas Allah Anak, yaitu Yesus Kristus dan ada suara dari Allah Bapa memberi konfirmasi bahwa Yesus Kristus adalah Allah Anak yang berkenan kepada-Nya. c. Alkitab mengajarkan bahwa Allah kita memiliki dua sifat yang membutuhkan obyek, yakni mengasihi dan berkomunikasi. Karena itu, Allah tidak mungkin memiliki Pribadi tunggal karena sebelum alam semesta diciptakan, Allah tidak mungkin mengasihi Pribadi-Nya sendiri atau berkomunikasi dengan Pribadi-Nya sendiri. Di dalam kekekalan-Nya, ketiga Pribadi Allah sudah saling mengasihi dan berkomunikasi. Namun demikian, ini tidak berarti kita menyembah tiga Allah. Allah kita adalah esa, namun memiliki tiga Pribadi. Bagaimana memahami pernyataan ini? Kunci penjelasannya terletak pada arti kata “esa” yang dipakai di dalam Alkitab. Bahasa Ibrani yang dipakai adalah echad. Salah satu makna kata echad adalah satu kesatuan, artinya satu tapi jamak. Alkitab memberi contoh pemakaian ini. a. Kejadian 1:5: “satu” (echad) hari terdiri dari dua unsur: pagi dan petang. b. Kejadian 2:24: “satu” (echad) keluarga terdiri dari dua pribadi: laki-laki dan perempuan. c. Kejadian 34:22: “satu” (echad) bangsa terdiri dari jutaan orang. Kata echad juga dipakai di Ulangan 6:4 yang mengatakan Allah kita adalah esa, yakni sebuah kesatuan yang terdiri dari tiga Pribadi: Allah Bapa dan Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Sampai di sini kita terkesan sudah memahami Allah Tritunggal, namun kita gampang mengambil kesimpulan yang salah berdasarkan penjelasan di atas. Kita bisa terjebak oleh pemikiran yang salah bahwa masing-masing Pribadi adalah sepertiga dari Allah Tritunggal. Pengajaran yang benar adalah bahwa meskipun Allah Tritunggal memiliki tiga Pribadi yang berbeda, ketiga Pribadi tersebut adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap Pribadi adalah Allah yang sempurna dan utuh, karena ketiganya memiliki hakekat, kedudukan dan kehormatan, dan eksistensi yang sama dan setara. Jadi, Allah Bapa adalah Allah yang sempurna. Allah Anak adalah Allah yang sempurna. Allah Roh Kudus adalah Allah yang sempurnya. Ketiganya pada saat yang bersamaan memiliki semua sifat dan hakekat Allah yang sempurna. 3. Kesimpulan Ada empat kesimpulan yang dapat saya sampaikan: a. Allah kita adalah Allah yang esa, kita tidak menyembah tiga Allah. Namun, Allah eksis dalam tiga Pribadi yang berbeda. b. Ketiga Pribadi Allah adalah satu hakekat yang tidak terpisahkan. Namun, setiap Pribadi adalah Allah yang sempurna, bukan sepertiga Allah. c. Allah kita berbeda dengan Allah yang diajarkan agama lain. Karena itu, hanya Allah kita adalah Allah yang benar. d. Keterbatasan kapasitas logika kita tidak mungkin memahami Allah secara utuh, namun hati dan pengalaman kita membuktikan Allah Tritunggal nyata menyelamatkan dan menyertai kita dalam kehidupan ini.

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?