Being the Church

Saturday, 02 May 2020


Efesus 2:19-22 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota dari keluarga Allah, yang dibangun di atas para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan. DI dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” “Bergereja” bagi banyak orang hari ini hanya berbicara tentang menjadi anggota dari organisasi gereja tertentu atau melakukan kegiatan keagamaan selama 1,5 jam seminggu sekali di bangunan gereja tertentu. Sekilas sepertinya tidak ada masalah dengan pemahaman bergereja seperti ini. Namun, jika kita benar-benar cermat kita akan menemukan bahwa ide “bergereja” seperti ini adalah ide yang asing di dalam Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru khususnya gereja mula-mula, bergereja berbicara tentang umat yang ditebus oleh Allah di dalam Kristus, secara personal dan komunal, setiap harinya menjalani gaya hidup baru yang berpadanan dengan panggilan Allah bagi mereka. Allah tidak menebus kita dari keberdosaan supaya kita pergi ke gereja (going to the church) tetapi Allah menebus kita dari keberdosaan supaya kita menjadi gereja (being the church). Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah yang disebut dengan menjadi gereja (being the church) itu? Gaya hidup personal dan komunal seperti apa yang Allah inginkan bagi kita untuk kita jalankan setiap hari? Efesus 2:19-22 menunjukkan setidaknya 3 wujud being the church yang dirindukan Tuhan. Pertama, secara personal dan komunal hidup sebagai warga dari kerajaan Allah setiap hari. Orang Kristen adalah orang-orang yang ditebus oleh Allah dari kehidupan lama yang berdosa, yang melawan pemerintahan Allah kepada kehidupan baru di bawah pemerintahan Allah. Karena itu, sebagai warga dari kerajaan Allah orang Kristen harus hidup tunduk, taat dan mengabdi kepada Allah. Sebagai warga kerajaan Allah, orang Kristen harus secara personal dan komunal hidup memperjuangkan kehendak, kerinduan, cita-cita dan kepentingan kerajaan Allah setiap hari. Orang Kristen juga secara personal dan komunal harus hidup menunjukkan nilai dan gaya hidup dari kerajaan Allah dalam keseharian hidupnya, sehingga dunia dengan jelas melihat betapa berbedanya dia dengan warga dunia ini. Bukan hanya itu, hidup sebagai warga kerajaan Allah juga berarti hidup tidak terikat dan tertarik pada dunia ini, hidup dengan sebuah kesiapan untuk meninggalkan dunia ini kapan saja, karena dunia ini bukan rumahnya. Rumahnya yang kekal dan yang dirindukan adalah rumah yang kekal di surga bersama dengan Allah selamanya. Kedua, hidup sebagai anggota keluarga Allah setiap hari. Orang Kristen adalah orang-orang dari segala suku, bangsa, bahasa, latar belakang sosial, kedudukan dan berbagai perbedaan yang oleh darah Kristus ditebus dan dipersatukan dalam satu ikatan keluarga Allah. Orang Kristen adalah orang-orang yang dengan segala perbedaan yang ada oleh kasih Kristus diikat menjadi saudara di dalam sebuah keluarga besar rohani. Sebuah keluarga yang terbentuk secara supranatural oleh kasih Allah yang supranatural. Sebuah keluarga rohani yang di dalamnya setiap anak-anak Tuhan saling mempraktekkan kasih Kristus kepada satu yang lainnya; yakni kasih yang tidak berbatas, tidak bersyarat, kasih yang berkorban, kasih yang menempatkan orang lain lebih utama dari diri sendiri, kasih yang melayani, kasih yang mengampuni dan menerima kembali. Kehidupan dalam kasih yang supranatural inilah yang menjadi ciri khas gereja sekaligus daya tarik gereja di tengah dunia yang dingin, kejam, egois dan tidak mengenal kasih yang sejati. Itulah yang dihidupi oleh gereja mula-mula; orang Yahudi dan non-Yahudi hidup bersama dalam kasih, hidup bersama sebagai saudara rohani, saling memberi dan berbagi. Itu jugalah yang harusnya dihidupi gereja hari ini. Ketiga, hidup sebagai bait Allah yang kudus setiap hari. Orang-orang Kristen adalah bait Allah, tempat Roh Allah berdiam. Artinya orang Kristen harusnya setiap hari hidup dalam persekutuan dengan Allah yang hidup yang diam di dalamnya. Allah memberi diri-Nya dipersatukan dengan orang Kristen sehingga di manapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaannya, orang Kristen bisa bersekutu dalam keintiman dengan Allah. Bukan hanya itu, menjadi bait Allah yang kudus juga berarti hidup dalam kekudusan karena kasih dan hormat kepada Allah yang kudus yang tinggal di dalamnya. Apakah engkau sudah menjadi gereja dalam impian Tuhan? Apakah engkau hidup sebagai warga kerajaan Allah? Apakah engkau mengabdi kepada Allah dan mengerjakan impian, agenda, dan kepentingan Allah dan kerajaan-Nya dalam hidupmu setiap hari? Apakah engkau hidup bersama dengan anak Tuhan yang lain dalam damai, kasih, dan kesatuan sebagai satu keluarga rohani? Apakah orang-orang yang belum mengenal Allah tertarik dengan kasih supranatural Allah dalam kehidupan bergerejamu? Apakah engkau hidup dalam persekutuan terus menerus dengan Allah? Apakah engkau didorong oleh kasih dan hormat kepada Allah yang kudus yang diam bersamamu, berjuang menjaga kekudusan hati, pikiran dan perbuatanmu? Disusun Oleh: GI. Hermanto

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?