Konsumerisme

Monday, 15 June 2020


Dalam peribahasa Indonesia ada sebuah ungkapan: ‘besar pasak dari pada tiang.’ Pasak adalah paku yang dibuat dari kayu atau bambu, yang berfungsi untuk menyatukan dua buah tiang. Arti dari peribahasa tersebut adalah “Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan” yang mengindikasikan sikap hidup boros dan ketidakmampuan mengatur keuangan, yang hasil akhirnya menyulitkan diri sendiri. Tantangan dunia saat ini mendorong kita untuk mengikuti trend atau mode yang memaksa kita untuk membelanjakan uang melebihi kebutuhan. Celakanya, kita sering kali dikalahkan dan tidak memiliki kemampuan untuk menolaknya. Gaya hidup yang ditawarkan oleh dunia saat ini membuat kita terjebak kepada sebuah paham yang disebut dengan konsumerisme, yaitu sebuah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan dengan tidak sepantasnya yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk dan memiliki ketergantungan yang sulit untuk dihilangkan. Alkitab memberikan nasihat bagaimana kita dapat mencegah dan mengatasi konsumerisme. Pertama, mencukupkan diri. Rasul Paulus telah belajar untuk merasa puas akan pemberian Allah yang telah diterimanya. Sejatinya, dalam hidup ini ada banyak hal yang kita lakukan lebih dipicu dan dikendalikan oleh apa yang kita pikirkan. Misalnya, kalau kita memakai barang yang bagus dan mahal maka harga dan kepercayaan diri kita akan meningkat. Padahal perilaku dan sikap hidup yang baik, lebih penting dibandingkan dengan barang-barang yang kita gunakan. Paulus sendiri telah mempraktikkan prinsip ini, sehingga ia dapat hidup tanpa didikte oleh keadaan. Kedua, memiliki prioritas hidup. Rasul Paulus menyatakan prinsip hidup yang jelas, yaitu tahu akan prioritas. Apakah yang menjadi prioritas hidup Rasul Paulus? Bagi Rasul Paulus, prioritas hidupnya adalah Kristus, maka ia tidak memusingkan hal-hal yang bersifat sementara, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan sekunder. Apakah yang menjadi prioritas dan siapakah yang paling terpenting dan terutama dalam hidup ini?. Ketika dalam hidup ini kita hanya mengutamakan hal-hal yang sementara, maka kita akan tiba kepada sebuah keniscayaan; kelak semua yang telah dicari, dikejar dan dikumpulkan, akan kita tinggalkan. Ketika masa hidup kita di dunia ini tiba, tidak ada satupun yang akan kita bawa. Tetapi ketika hati dan pikiran kita tertuju kepada Tuhan Yesus, maka keinginan untuk membelanjakan uang secara berlebihan akan dapat dikendalikan dan di dalam hidup ini kita akan selalu berusaha untuk menyenangkan hati-Nya. Mari mengutamakan Kristus dan berani berkata “tidak” pada hal-hal yang akan membuat kita jatuh pada godaan konsumerisme. Selamat berjuang….! Ditulis Oleh: Pdt. Herman Suratman

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?