Hidup Ini Ibarat Sebuah Perjalanan

Monday, 22 June 2020


Hidup ini ibarat sebuah perjalanan. Tiap orang akan menapaki rute yang berbeda. Namun ketika jalan di depan kita tampak suram, muncul pertanyaan yang sama: "Mengapa kita tidak bisa menjauh dari jalan kehidupan yang terjal dan melelahkan ini? Sampai kapan rute perjalanan yang membuat langkah kaki ini terseok-seok akan berakhir?" Bukankah dua pertanyaan ini--why and how long--sering muncul akhir-akhir ini, khususnya ketika jumlah korban positif Covid-19 kian menanjak tajam, dan yang menjadi korban adalah orang-orang yang dekat dengan kita? Kabar buruknya, kita tidak selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan atas dua pertanyaan ini. Tetapi kabar baiknya, sesungguhnya kita tidak pernah berjalan sendirian. Ada Tuhan yang berjalan bersama dengan kita. Ada Tuhan, Sang Pembuat jalan kehidupan itu, yang menemani kita di sepanjang jalan hidup ini. Maka tidaklah berlebihan jika sebuah lagu menyatakan bahwa perjalanan kehidupan anak-anak Tuhan sesungguhnya adalah: Jalan Anugerah/The Path of Grace. Begini liriknya: Lord You are my God, the Shepherd of my life Kaulah Tuhanku, Kaulah Gembalaku Through the hills and valleys You always by my side Di gunung lembah Kau s'lalu jagaku Calling be by name, You've chosen me with love Kau mengenalku, Kau mengasihiku Blessing me abundantly, Your promise will never change Janji-Mu tak berubah, berkat-Mu penuhiku Reff: Every step we take You lead us with Your grace Tiap langkahku jalan anug'rah-Mu Your love, Your hands, will hold us close to You Dengan kasih tangan-Mu dekapku Every step we take You lead us with Your grace Tiap langkahku Kaulah harapanku Your love, Your hands, will guide us through the path of grace Dengan kasih tangan-Mu tuntun jalanku Lagu besutan Stream of Praise ini sarat dengan berbagai kebenaran tentang Tuhan di dalam Alkitab. Pertama, lagu ini dimulai dengan gambaran (imagery) yang sangat akrab bagi orang Kristen, namun jangan-jangan sudah menjadi kabur (blur) karena kita terlalu banyak membaca dan mendengar tentang wabah Corona. Ya, jangan lupa, Tuhan adalah gembala kita, dan kita tidak akan pernah kekurangan apapun yang kita perlukan. Saya tidak perlu menulis panjang-lebar soal ini. Namun jika Anda sudah lama tidak membaca Mazmur 23 dengan sikap hati berdoa (prayerful reading), maka inilah saat yang tepat. Izinkan sekali lagi Mazmur ini menyadarkan kita, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku." Bahkan menapaki jurang maut sekalipun kita tetap menapaki jalan anugerah, sebab ada Tuhan bersama kita. Kedua, di dalam lirik aslinya, yaitu bahasa Mandarin, ada satu kalimat yang sangat dalam secara teologis. Bahasa mandarin saya sangat amat minim. Namun ketika mencermati kata-katanya, dan dibantu oleh rekan yang sangat menguasai mandarin, bagian ini secara literal berarti: "Dari ribuan orang, Engkau mengasihiku dan mengenalku." Itulah identitas kita sebagai orang Kristen: Kita adalah penerima anugerah Tuhan, yang ditentukan untuk berjalan dalam anugerah Tuhan. Ada banyak bagian Alkitab tentang hal ini. Salah satu ringkasan yang paling lengkap adalah Efesus 1:3-14. Izinkan sekali lagi bagian Alkitab ini mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup yang kita tempuh adalah perjalanan di dalam anugerah Tuhan. Bahkan sebelum kita ada di dunia, selama kita di dunia, dan hingga kita meninggalkan dunia, semuanya berada di jalan anugerah Tuhan. Tidak ada yang bisa membelokkan kita dari jalan anugerah Tuhan, termasuk wabah Corona. Ketiga, penerima anugerah yang berjalan dalam anugerah tidak identik dengan jalan yang landai dan mulus. Ada kalanya rute anugerah membawa kita ke jalan licin, berbatu, dan terjal. Namun yang indah, bagian Reff lagu ini menyatakan kebenaran yang paling kita butuhkan dalam menapaki jalan anugerah: Tangan Tuhan yang penuh kasih menuntun langkah kaki kita satu per satu. Artinya, Tuhan bukanlah Allah yang membuat peta perjalanan, dan membiarkan kita menjalaninya sendiri. Sebaliknya, Dia Allah yang berjalan bersama kita. Bahkan, Dialah yang menuntun kita saat tangan kita mulai lelah, lutut kita mulai goyah, dan semangat kita mulai patah. Dia Allah yang "memegang kita dengan tangan kanan-Nya yang membawa kemenangan." Itulah sebabnya, Ia berkata: "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan engkau, bahkan akan menolong engkau" (Yes. 41:10). Pada waktu Anda melantunkan nada-nada lagu ini dan menghayati liriknya, ingatlah selalu bahwa terjalnya kehidupan tidak harus merenggut pengharapan kita, sebab jalan hidup kita adalah berjalan di dalam anugerah Tuhan yang sempurna dan kekal! Ditulis oleh: Pdt. Lucky Samuel

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?