I have Decided to Follow Jesus

Tuesday, 28 July 2020


Dengan kecanggihan teknologi di sosial media saat ini, istilah follow menjadi satu hal yang tidak asing lagi bagi kita. Kita bisa dengan mudahnya mencari orang yang kita kenal, orang yang terkenal atau orang yang kita kagumi, lalu kita tinggal klik follow. Kita akan dengan mudah mengikuti semua postingan atau aktifitas yang dilakukan oleh orang yang kita follow. Ada beberapa orang ingin agar followernya semakin banyak, entah itu untuk popularitas atau untuk keuntungan diri sendiri. Dengan berbagai cara dan kreatifitas yang menarik perhatian, tentu membuat jumlah follower bertambah banyak. Tetapi di tengah banyaknya follower yang ada, ternyata ada yang namanya fake follower. Fake follower (Pengikut palsu), ini bukanlah pengikut yang sesungguhnya. Mereka menjadi pengikut karena mempunyai kepentingan yang lain. Pada jaman Tuhan Yesus, Dia memiliki banyak pengikut. Jika Tuhan Yesus punya sosial media pada saat itu, pasti ada banyak sekali followernya, mungkin bisa sampai jutaan follower. Mengapa banyak sekali pengikut-Nya? Karena Tuhan Yesus melakukan banyak sekali mujizat; seperti mengubah air menjadi anggur, mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit, memberi makan lima ribu orang, dan ada banyak lagi. Mujizat yang Tuhan Yesus lakukan pada saat itu sangat menarik orang untuk mengikuti-Nya. Tetapi, apa mereka betul-betul true follower (pengikut Kristus yang sejati)? Ataukah mereka adalah fake follower (pengikut yang palsu)? Mungkin ada yang sungguh-sungguh mengikut Kristus, tapi mungkin ada juga banyak yang ikut Yesus hanya karena mau mendapatkan kesembuhan saja, atau mungkin ada yang mengikut Yesus hanya karena ingin hidupnya diberkati secara materi. Yesus datang ke dunia bukan untuk mencari jumlah follower yang banyak, tetapi Dia datang untuk mencari pengikut yang rela untuk berkorban dan membayar harga bagi Dia. Yesus mengatakan di dalam Lukas 9:23: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Apa artinya menyangkal diri? Tentu di dalam diri kita ini, kita mempunyai keinginan diri sendiri, rencana, atau masa depan yang kita idamkan. Menyangkal diri adalah ketika kita meninggalkan segala keinginan kita dan menjadikan Kristus yang terutama dalam hidup kita. Kita tidak lagi menjadi self-centered, tetapi menjadi Christ-centered. Apakah ini berarti kita tidak mempunyai keinginan apapun? Tentu saja tidak. Tuhan memberikan kita free will (kehendak bebas) di mana kita bisa memilih dengan bebas. Tetapi di dalam pilihan itu, kita perlu bertanya apakah pilihan itu sesuai dengan rencana Tuhan ataukah itu sesuai dengan keinginan daging kita? Kemudian, apakah artinya memikul salib? Di dalam sejarah Romawi, salib adalah lambang penderitaan dan hukuman. Yesus telah mati di atas kayu salib untuk menanggung dosa kita. Yesus telah berkorban untuk kita orang berdosa. Ketika Tuhan Yesus memanggil kita untuk memikul salib, bukan berarti kita menanggung dosa manusia, tetapi rela berkorban untuk mengikut Dia. Lalu apakah salib yang perlu kita pikul setiap harinya? Mungkin salib itu ketika kita menjadi orang Kristen satu-satunya di tengah keluarga atau di tempat kerja. Mungkin salib itu ketika kita harus memilih iman kita atau pekerjaan kita. Mungkin salib itu ketika kita harus memilih untuk jujur di tengah pekerjaan kita. Setiap salib yang kita pikul pasti tidak nyaman dan mungkin berat. Tetapi untuk menjadi pengikut Yesus, kita harus rela berkorban dan membayar harga demi mengikut-Nya. Ada sebuah kisah nyata dari satu keluarga yang menjadi pengikut Kristus yang sejati yang berani untuk sangkal diri; pikul salib dan mengikut Kristus sampai pada akhir hidupnya. Tentu banyak dari kita tahu dan pernah menyanyikan lagu yang berjudul “I have decided to follow Jesus (Mengikut Yesus keputusanku)”. Bagaimanakah kisah dibalik lirik lagu yang begitu indah ini? Kurang lebih 150 tahunan yang lalu, ada sekelompok Missionaris yang mengabarkan Injil ke satu suku primitif yang disebut suku Garo di daerah Assam, India. Ketika Missionaris ini datang untuk mengabarkan Injil, tentu saja masyarakat di sana sangat tidak menerimanya. Tetapi ada Missionaris yang berhasil untuk membuat satu keluarga percaya kepada Kristus. Ketika keluarga ini percaya, mereka menceritakan siapa Yesus itu ke penduduk sekitar dan banyak dari mereka yang percaya. Kepala suku begitu marah ketika mengetahui bahwa ada banyak orang menjadi percaya kepada Kristus karena keluarga ini. Kepala suku memanggil keluarga ini untuk melakukan hukuman mati di depan publik. Kepala suku akan memberikan kesempatan mereka untuk hidup jika mereka mau menyangkal iman mereka. Di tengah situasi yang begitu sulit antara hidup dan mati, sang ayah dengan penuh iman mengucapkan kalimat ini: “Mengikut Yesus keputusanku, ‘ku tak ingkar, ‘ku tak ingkar.” Setelah dia mengatakan kalimat itu, kepala suku langsung mengeksekusi kedua anaknya di hadapan ayah dan ibunya. Kepala suku ini begitu marah dan mengancam sang ayah akan membunuh istrinya jika tidak mau menyangkal Kristus. Sang ayah kemudian mengatakan kalimat berikutnya yang kita tahu di bait kedua dari lagu ini, “Ku tetap ikut walau sendiri, ‘ku tak ingkar, ‘ku tak ingkar.” Setelah diucapkan kalimat ini, sang istri langsung dieksekusi. Kepala suku menjadi semakin murka karena dia tetap tidak mau menyangkal imannya. Kepala suku ini berkata: “Aku beri kamu satu kesempatan terakhir untuk sangkal Kristus, maka kamu akan hidup!” Sang ayah mengucapkan kalimat terakhir dengan penuh keyakinan akan siapa yang dia percayai: “Salib di depan, dunia ‘ku tinggal, ‘ku tak ingkar, ‘ku tak ingkar.” Setelah dia mengucapkan ini, kepala suku mengeksekusinya. Seluruh keluarga ini telah meninggal demi mengikut Kristus. Kepala suku ini begitu tersentuh dan bertanya: “Mengapa orang ini, istri dan anaknya rela mati demi orang yang bernama Yesus yang sudah mati 2000 tahun yang lalu?” Tangan Tuhan bekerja bagi kepala suku dan semua orang di suku itu, yang menyaksikan peristiwa bagaimana menjadi percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi pengikut-Nya, yang setia sampai saat ini. Di balik lagu yang begitu indah ini, ada kisah tentang seorang pengikut Kristus yang sejati yang rela berkorban dan membayar harga demi mengikut Tuhan Yesus. Ingatlah bahwa Tuhan mencari pengikut yang rela sangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikut Dia. Ada begitu banyak tantangan dan kesulitan yang akan kita hadapi ketika kita menjadi pengikut Kristus, tetapi percayalah bahwa di dalam perjalanan kita mengikut Dia, selalu ada anugerah Tuhan yang cukup bagi kita. Marilah kita menjadi pengikut Kristus yang sejati! Ditulis oleh GI Jose Christian Subagio

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?