Masihkah Engkau Berdoa?

Thursday, 21 January 2021


Sudah 10 bulan lebih sejak konfirmasi kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di tanggal 2 Maret 2020. Covid merubah drastis seluruh aspek kehidupan kita bahkan Kehidupan Rohani kita.  Mendekat kepada Tuhan dan berdoa menjadi kebutuhan yang sangat penting di masa masa pandemi ini. Bahkan saking pentingnya, pemerintah pun menjadikan Iman, selain Aman dan Imune sebagai kampanye kekuatan bertahan melawan virus corona. 

Sebagai orang percaya dan umat pilihan Tuhan, kita tidak asing mendengar kalimat; “Doa adalah nafas hidup orang percaya.”  Jika tidak bernafas, maka kita akan mati.  Jika kita tidak berdoa, maka kerohanian kita akan mati.  Kalimat; “Doa adalah nafas hidup orang percaya” ini baik, namun dengan pemahaman yang terbatas akan membuat doa menjadi sebuah ritual belaka.   Karena takut malapetaka, doa menjadi beban dan bukan berkat, serta hanya sekadar kegiatan dan bukan kesukaan.  Saat ini mungkin saja kita masih tetap berdoa, tapi kita tidak sedang memberi nafas hidup dalam doa kita, sehingga berdoa malah membuat kita tambah lelah seperti melakukan pekerjaan fisik yang menghabiskan waktu dan tenaga. 

Kita tahu bahwa berdoa adalah bercakap-cakap dengan Tuhan.  Kita juga tahu berdoa bukanlah saran atau permintaan Tuhan, tapi merupakan perintah Tuhan.  Layaknya sebuah perintah, tentu hal ini tidak akan membuat kita lelah, tapi justru seharusnya membuat kita bersukacita dan berpengharapan.  Namun kenapa kita enggan berdoa?   

Banyak Faktor yang membuat kita menjadi enggan berdoa, tapi mari melihat setidaknya ada 3 hal yang bisa menggerakkan kita untuk selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Mengingat kepada Siapa kita berdoa

Ada banyak versi allah di dalam dunia ini yang disembah manusia.  Bahkan manusia mempunyai kemampuan menciptakan allah-alah baru.  Namun Allah yang benar adalah Allah yang kita kenal dalam Yesus Kristus.  Allah yang datang ke dalam dunia, rela mati untuk kita agar jalur komunikasi yang tertutup oleh dosa-dosa kita sendiri dihancurkan dan kita dapat datang kepada-Nya. Yesuslah jalan dan kebenaran dan hidup.  Dalam Yesus kita dapat datang kepada Allah yang benar.  

Dalam Yohanes 15:7 Yesus berkata: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” 

Tuhan yang memanggil kita untuk “ngobrol” dengan-Nya, tidak menunggu kita  hidup kudus dan suci, bebas dari dosa, hanya oleh Iman kepada Yesus, kita dapat mengakses jalur komunikasi bebas hambatan 24 jam non stop dalam segala kondisi.  Ini adalah anugerah terbesar yang kita miliki sebagai orang percaya.  Hak istimewa yang menakjubkan.  Allah Pencipta langit dan bumi, Allah yang penuh kuasa dan tidak terbatas membuka jalur komunikasi dengan kita yang penuh kelemahan dan banyak salah ini.  Allah yang tahu masa lalu, masa kini dan masa akan datang, mau mendengar kita dan mengundang kita masuk kehadirat-Nya.  Seperti saat Tuhan Yesus berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28), kita akan seperti seorang anak kecil yang mendengar suara dan panggilan ayahnya, hati kita tidak tahan untuk tidak berlari datang kepada-Nya dan mencurahkan isi hati kita kepada-Nya.  Karena kita tahu Dia peduli dan mau mendengar kita.

Allah seperti apa yang ada dalam hati dan pikiranmu saat ini, akan mempengaruhi keinginanmu untuk berdoa.  Tuhan kita yang agung layak mendapatkan pujian dan ucapan syukur setiap hari.  Hubungan Tuhan dengan anak-anak-Nya nyata dan intim.  Komunikasi adalah manfaat esensial dari hubungan hati-ke-hati kita dengan Tuhan.  Apakah pengenalan kita kepada Tuhan menarik kita ke dalam doa?  Apakah berdoa sealami bernapas, sebuah respons yang teratur dan diharapkan untuk berjalan bersama Tuhan?

Mintalah apa yang kamu mau 

Teori-teori yang kita dapat tentang doa seringkali membuat kita terlalu kuatir dengan kata-kata doa.  Takut tidak berkenan pada Allah, sehingga kita merangkai kata-kata indah yang kita percaya menyenangkan hati Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, namun kita tidak sungguh-sungguh menyampaikan keinginan terdalam hati kita.  Kita “sogok” Tuhan dengan kata kata manis, karena kita nggak mau jadi “peminta-minta” tapi sebenarnya kata-kata kita bukan sungguh-sungguh merupakan isi hati kita yang terdalam.  Tentu memiliki hubungan komunikasi seperti ini akan membuat kita cape berdoa   Tidak bisa curhat totalitas pada Tuhan.  Jangan batasi kasih Tuhan, seakan-akan Tuhan akan marah dan akan mengambil janji keselamatan-Nya dari kita, karena kata-kata doa yang menurut kita salah atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.  Hubungan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan Tuhan adalah nafas dari kehidupan doa kita.  Berdoa dengan kata-kata yang baik memang bagus dan sangat disarankan, apalagi saat memimpin doa di depan umum agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang belum percaya.  Namun rangkaian kata-kata tanpa sikap hati yang terbuka di hadapan Tuhan bukanlah berdoa.  Yakobus 4 ayat 2 di bagian terakhir mengingatkan “kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.”

Jangan takut untuk meminta, karena sesungguhnya kita tidak benar-benar tahu mana kehendak Tuhan sampai kita minta.  Setidaknya kita akan tahu mana kehendak Tuhan saat Tuhan menjawab doa kita dengan “Ya”, “Tidak” atau “Tunggu.”  Tuhan mengingatkan kita tentang siapa Dia melalui  jawaban doa. Ketika Tuhan menjawab permintaan kecil kita, kita ingat bahwa kepedulian-Nya kepada kita tidak terbatas. Ketika Tuhan menjawab permintaan besar kita, kita ingat kuasa-Nya tidak terukur.

Matius 7:7 Yesus berkata: “mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Doa mengubah segala sesuatu

Bersyukur Allah yang memanggil kita adalah Allah yang berdaulat, Maha Kuasa dan Penuh Hikmat.  Rencana-Nya pasti akan terjadi dan tidak bisa digagalkan oleh siapapun juga dan apapun juga. Rancangan Allah sempurna. 

Yakobus 1:17; “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.”

Allah Bapa tahu segalanya tentang kita - Dia tahu setiap rambut di kepala kita, Dia tahu setiap pikiran kita, juga setiap kata yang akan kita ucapkan.  Dia mengenal kita luar dalam.  Dia tahu apa yang kita butuhkan, tetapi Dia berkata; "datang dan beri tahu Aku apa yang kamu butuhkan."  Ketika Dia melakukan hal itu, tentu bukan untuk keuntungan-Nya, tapi untuk kebutuhan kita.  Ketika Dia meminta kita untuk datang dan memberitahu-Nya tentang apa yang menjadi perhatian dan kebutuhan kita, Dia mengundang kita ke hadirat-Nya.  Kita berdoa bukan untuk mengubah rencana dan kedaulatan-Nya yang sempurna.  Kita berdoa bukan karena Tuhan seakan-akan kekurangan informasi  tentang apa yang terjadi dalam dunia ini dan memerlukan data-data yang kita kumpulkan untuk mengambil keputusan.  Tuhan Maha Tahu, bahkan Dia tahu apa yang kita perlu sebelum kita minta kepada-Nya (Matius 6:8). 

Jadi "Apakah doa mengubah pikiran Tuhan?" Tidak.  Tapi mari kita ajukan pertanyaan dengan cara lain; "apakah doa mengubah banyak hal?"  apakah doa berdampak pada apa yang sebenarnya terjadi?  Jawaban untuk itu secara alkitabiah adalah ya.  Banyak catatan Alkitab yang menjelaskan tentang doa mengubah keadaan dan orang, seperti contoh yang di ingatkan oleh Yakobus dalam Yakobus 5:17-18; Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkn buahnya.  Doa kita tidak mengubah Tuhan tapi bisa dipakai Tuhan untuk menyingkapkan rencanaNya. 

Di masa masa sulit ini, Tetaplah Berdoa (I Tesalonika 5:17). 

Ketika kita percaya kekuatan doa, tentu akan membuat kita rindu berbicara dengan Tuhan setiap hari, karena kita tahu Dia mendengarkan, percaya Dia peduli dan mengharapkan Dia menjawab doa kita melalui Firman-Nya, melalui orang-orang dan keadaan sekitar kita.  Ketika kita tidak percaya pada kekuatan doa, dan menjadikan doa hanya sekedar ritual semata,   sesungguhnya kita sedang mengabaikan kesempatan luar biasa untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta.

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)

Sumber: 

BSF – Doctrine of Prayer 

Why Pray? By R.C Sproul

Ask Pastor John episode 1443

Ditulis ulang oleh Ferly Alkassa

 

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?