Pernikahan Kristen

Saturday, 02 May 2020


Matius 19:4-6 Ditengah perkembangan dunia saat ini, banyak pernikahan berakhir dengan perceraian, ini bukan saja terjadi dikalangan selebritis, tidak sedikit juga terjadi pada anak-anak Tuhan. Oleh sebab itu, di tengah tantangan yang sedemikian berat, orang-orang Kristen harus tampil beda. Sebab pernikahan Kristen bukan saja merupakan persatuan antara seorang pria dengan seorang wanita yang saling mencintai, tetapi pernikahan Kristen adalah satu persatuan antara pria dengan wanita yang mengikatkan diri dengan Allah. Dalam sebuah pernikahan, suami-istri harus menundukkan diri di bawah otoritas Allah. Karena pernikahan Kristen adalah lembaga yang didirikan oleh Tuhan sendiri dan kita dituntut untuk memelihara dan menjaga kesucian sebuah pernikahan. Mari kita melihat nasihat firman Tuhan tentang kehidupan pernikahan Kristen. Apa yang Tuhan inginkan dan yang menjadi prinsip utama dari sebuah pernikahan Kristen, seperti yang tertulis dalam Injil Matius 19:4-6 ini? Prinsip pertama dalam pernikahan Kristen, memiliki kesatuan (ayat 5) Istilah ‘meninggalkan’ berarti membatalkan atau memisahkan satu hubungan atau ikatan yang sebelumnya, untuk membina atau menjalin satu hubungan yang baru. Arti ‘meninggalkan’ juga merupakan tindakan kesediaan dan kerelaan, pasangan yang menikah untuk memisahkan diri dari orang tua mereka. Berarti, kedekatan kita kepada orang tua atau keluarga asal, sekarang digantikan dengan kedekatan kepada pasangan hidup kita. Bukan berarti, ketika seseorang memutuskan diri untuk menikah, dia mengabaikan atau tidak lagi menghormati orang tuanya. Kasih kita kepada orang tua, tidak boleh berkurang. Tetapi tanggung jawab dan kedekatan utama kita, bukan lagi kepada orang tua, melainkan kepada pasangan hidup kita. Selanjutnya, dikatakan mereka bersatu, bahkan disebutkan menjadi satu daging. Bersatu di sini dalam bahasa aslinya berarti ‘bergabung atau melekat.’ Ketika pria dan wanita membangun keluarga, mereka bergabung, melekat, dan menjadi satu daging, yang oleh Alkitab digambarkan sebagai satu peristiwa yang indah, karena ada kesatuan di dalamnya. Prinsip kedua dalam pernikahan Kristen, memiliki kesehatian (ayat 6) Dipersatukan disini berarti, sebelum seorang pria dan wanita terikat dalam satu pernikahan, keduanya harus terlebih dahulu memperoleh persekutuan dengan Kristus. Dipersatukan dengan Kristus, berarti kedua-duanya telah diperdamaikan, telah memperoleh penebusan, atau dengan kata lain mereka telah memiliki keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Suami-istri yang telah memperoleh persekutuan dengan Tuhan, akan menjadikan Tuhan satu-satunya pusat hidup pernikahan mereka Perkataan Tuhan Yesus tidak berhenti pada kalimat: ‘apa yang telah dipersatukan oleh Allah,’ kalimat selanjutnya dikatakan: ‘tidak boleh diceraikan atau dipisahkan oleh manusia.’ Berarti, di hadapan Tuhan, perceraian dengan alasan apapun tidak diperbolehkan. Karena dihadapan Tuhan tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Kalau ada masalah dalam rumah tangga, suami-istri jangan cepat-cepat datang kepada orang tua, apalagi melibatkan orang ketiga. Suami-istri harus datang kepada Tuhan dan tidak ada yang merasa paling benar sendiri. Sebab, dari permulaannya dan sampai hari ini, Tuhan hanya membuat satu program pernikahan. Tuhan tidak pernah, dan tidak akan pernah, membuat program perceraian. Kiranya kita tetap bersandar kepada anugerah Tuhan untuk memperkuat, meneguhkan dan memelihara pernikahan yang sedang kita dijalani. Disusun oleh: Pdt. Herman Suratman

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?