Perjumpaan yang Memulihkan

- Ayub 42 -

Bacaan Alkitab hari ini merupakan bagian akhir kisah Ayub. Setelah mendengar perkataan Allah, dalam bacaan Alkitab hari ini, Ayub menjawab dengan pengakuan bahwa perkataannya dilandasi oleh hal-hal yang di luar kemampuan nalarnya atau hal-hal yang tidak ia pahami. Dengan pengertian yang terbatas, dia menyampaikan keluh kesahnya kepada Allah. Ayub tidak berusaha membela diri, melainkan dengan rendah hati menerima teguran Allah dan mencabut perkataannya dengan pengakuan, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (42:5). Allah bukan hanya berfirman kepada Ayub, melainkan juga kepada ketiga sahabatnya. Allah menegur mereka yang dianggapnya sudah mengatakan hal yang tidak benar tentang Allah, tetapi Allah tidak menegur Elihu. Walaupun Allah menyatakan ketiga sahabat Ayub bersalah, Allah tidak menghukum mereka, melainkan memberikan jalan keluar yang bijaksana, yang menghasilkan rekonsiliasi di antara Ayub dan para sahabatnya. Mereka diminta untuk membawa persembahan korban bakaran kepada Ayub agar Ayub berdoa kepada Allah atas nama mereka. Selain menghasilkan rekonsiliasi, ketaatan ketiga sahabat Ayub juga menghasilkan pengampunan dari Allah. Setelah Ayub mengaku serta merendahkan diri di hadapan Allah dan tidak lagi merasa diperlakukan tidak adil (42:6) serta terjadi rekonsi- liasi di antara Ayub dan para sahabatnya, akhirnya Allah memulihkan Ayub dengan mengembalikan harta Ayub menjadi dua kali lipat dari semula (42:10,12). Saudara-saudara dan kenalan-kenalannya—yang sebelumnya menjauh (19:13-19)—datang kembali dengan memberi tanda kasih. Istri Ayub—yang jatuh dalam pencobaan (2:9) dan merasa jijik dengan Ayub yang berpenyakit (19:17)—kembali kepada Ayub, dan selanjutnya mereka kembali mendapatkan tujuh anak lelaki dan tiga anak perempuan. Mereka menjadi keluarga yang harmonis! Ayub diberi umur panjang sehingga dapat hidup hingga keturunan keempat. Walaupun Allah tidak menjawab alasan penderitaan Ayub, perjumpaan Ayub dengan Allah bukan hanya melepaskan Ayub dari penderitaan, tetapi juga menumbuhkan iman Ayub kepada Allah serta memulihkan hubungan Ayub dengan istrinya, sahabat- sahabatnya, dan dengan Allah. Kiranya kisah Ayub ini menolong Anda untuk bertumbuh dalam iman melalui penderitaan dan memotivasi Anda untuk melayani mereka yang sedang bergumul dalam penderitaan. Apakah Anda pernah memakai kisah Ayub ini untuk menguatkan seseorang yang sedang menderita? [BW]

Thursday, 31 August 2023

Kekuatan Allah

- Ayub 40-41 -

Pada pasal ini, Allah tetap tidak menjelaskan alasan penderitaan Ayub. Allah menjawab kegelisahan Ayub yang merasa dirinya benar dan diperlakukan tidak adil oleh Allah dengan menanyakan motivasi Ayub. Allah menantang Ayub untuk berperan sebagai Allah yang mengadili orang fasik. Bila berhasil, Allah akan memuji Ayub (40:3-9). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah mengajak Ayub memperhati- kan Behemoth yang dalam Alkitab Terjemahan Baru diterjemahkan sebagai kuda nil (40:10). Di pasal 39, Allah menanyakan tindakan Ayub terhadap dunia binatang, tetapi Ia tidak menanyakan tindakan Ayub ter- hadap Behemoth. Sebaliknya, di pasal 40, perbandingan antara Behe- moth dengan Ayub memperlihatkan gambaran tentang Ayub. Sama seperti Ayub, Behemoth diciptakan oleh Allah. Behemoth menikmati kelimpahan (40:10,15). Kekuatannya besar, sehingga tidak ada orang yang mampu menangkapnya dari depan. Ia merupakan prioritas sehingga menjadi yang pertama dibuat Allah. Ia mendapat perlindungan sehingga bisa tenang dan percaya diri di tengah serbuan arus—gambaran penderi- taan Ayub—yang deras. Behemoth tidak dapat ditangkap atau dijebak (40:16-19). Selanjutnya, Allah mengajak Ayub untuk memperhatikan Lewiatan yang dalam Alkitab Terjemahan Baru diterjemahkan sebagai buaya (40:20). Dalam bacaan Alkitab hari ini Allah menuntut tindakan Ayub terhadap Lewiatan. Lewiatan adalah binatang yang tidak dapat dikendalikan. Lewiatan tidak akan tunduk atau memohon belas kasihan. Lewiatan tidak dapat dilukai, tidak ada yang dapat mengalahkannya (40:20-28). Setelah memaparkan tentang Lewiatan, Allah berbicara tentang diri-Nya, seolah-olah Lewiatan adalah gambaran tentang diri Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat bertahan di hadapannya. Semua yang ada adalah milik Allah. Tidak ada yang dapat membuka moncongnya untuk mengekang. Amarahnya dahsyat. Dia kebal. Tidak ada makhluk yang setara dengan-Nya. Ia mendominasi atas semua yang dapat meninggikan diri (41:1-25). Pemaparan Allah kepada Ayub mengenai Behemoth memperlihatkan bahwa sesungguhnya, sebagai umat Allah, kita diberi kekuatan yang besar oleh Allah untuk dapat bertahan menghadapi arus pencobaan dunia. Roh Kudus diberikan kepada setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Dengan hidup dipenuhi Roh Kudus, kita tidak perlu gentar terhadap pencobaan dunia ini. Apakah hidup Anda telah dipenuhi Roh Kudus? Melalui gambaran Lewiatan, kita bisa melihat betapa besar kekuatan Allah. Apakah ada hal lain di luar Allah yang masih kita takutkan? [BW]

Wednesday, 30 August 2023

Pemeliharaan Allah

- Ayub 39 -

Pada pasal 38, Allah menunjukkan kebesaran-Nya melalui alam semesta. Pada pasal 39, Allah menunjukkan kebesaran-Nya melalui makhluk hidup, yaitu dunia binatang. Allah menunjukkan kebesaran-Nya atas dunia binatang dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memperlihatkan ketidakberdayaan Ayub. Allah menunjukkan ketidakber- dayaan Ayub untuk menyediakan makanan bagi binatang (39:1-3), Allah memperlihatkan ketidakmengertian Ayub tentang reproduksi binatang. Allah menunjukkan ketidakmampuan Ayub menyediakan tempat tinggal bagi binatang serta memimpin binatang liar yang kuat. Allah memperli- hatkan bahwa Ayub tidak berperan dalam pemeliharaan terhadap bina- tang yang seolah-olah tidak memedulikan anak-anaknya serta dalam menjinakkan binatang kuat yang bisa membantu dalam berperang. Allah juga menunjukkan ketidakberdayaan Ayub untuk mengajar dan memerin- tah burung elang dan rajawali (39:8-33). Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Allah kepada Ayub, kita dapat melihat kebesaran Allah dalam memelihara makh- luk hidup ciptaannya dengan menyediakan makanan, dalam proses reproduksi hewan dan penyediaan tempat tinggal yang sesuai de- ngan kebutuhan, serta dalam penyediaan hewan untuk kebutuhan manusia seperti kuda. Allah memaparkan kebesarannya atas alam se- mesta (pasal 38) dan atas binatang ciptaannya (pasal 39) melalui perta- nyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub karena Allah memahami bahwa Ayub tidak akan sanggup menjawab. Tujuan pertanyaan retoris adalah untuk menunjukkan betapa terbatasnya pengetahuan Ayub, sehingga diharapkan bahwa Ayub melakukan introspeksi diri dan menundukkan diri di hadapan Allah. Setelah mengajukan pertanyaan, Allah kembali menantang Ayub. Ayub telah mengecam dan mencela Allah Yang Maha Kuasa, sehingga Allah meminta Ayub untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab itu. Ayub, yang sebelumnya merasa mengenal dan mengetahui kebesaran Allah, kemudian menganggap dirinya terlalu hina untuk menjawab dan tidak akan berbantah dengan Allah (39:35-38). Manusia hanyalah salah satu ciptaan Allah. Allah sanggup memelihara ciptaan-Nya, baik benda mati maupun makhluk hidup. Apakah Anda memiliki keyakinan yang kokoh bahwa Allah sanggup memelihara hidup Anda? Apakah Anda mempunyai sikap yang sama seperti Ayub, yaitu merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Kuasa serta menganggap hina diri sendiri? [BW]

Tuesday, 29 August 2023

Kekuasaan Allah atas Alam Semesta

- Ayub 38 -

Sebelum Ayub menanggapi perkataan Elihu, yang ditunggu-tunggu Ayub akhirnya datang: Allah berfirman kepada Ayub dari dalam ba- dai (38:1). Akan tetapi, ternyata Allah tidak langsung menjawab perta- nyaan Ayub tentang penyebab penderitaannya. Allah hanya menanggapi perdebatan mereka tentang kebesaran-Nya, khususnya menanggapi per- nyataan Ayub yang merasa lebih tahu daripada sahabat-sahabatnya (12:3, 13:1-2, 26:2-4). Terhadap Ayub yang merasa mengerti tentang kebesaran Allah (9:5-10), Allah menantang Ayub, “Bersiaplah engkau sebagai laki- laki! Aku akan bertanya kepadamu dan engkau harus memberitahu Aku ... Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! ... Bukankah Engkau mengetahuinya?” (38:3-5 TB2). Allah mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang sulit dijawab oleh Ayub. Allah menanyakan keberadaan Ayub saat Allah menciptakan alam semesta dengan ukuran yang sedemikian besar disertai tatanan penopang dan batasan terhadap air yang mengalir. Melalui berbagai pertanyaan retoris—yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena jawabannya sudah jelas—Allah memperlihatkan bahwa Ayub tidak memiliki kuasa, tidak memiliki pengalaman, dan tidak memiliki pengetahuan yang memadai, baik menyangkut bumi atau daratan, perairan atau lautan, maupun angkasa atau alam semesta (38:4-38). Bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan kebesaran Allah atas alam ciptaan-Nya, tempat manusia tinggal. Allah tidak hanya menciptakan manusia, tetapi juga menciptakan seluruh alam semesta, termasuk bumi tempat manusia hidup di dalamnya. Tidak ada seorang manusia pun yang mampu menyelami alam semesta yang diciptakan oleh Allah. Allah bukan hanya menciptakan alam semesta, tetapi Allah juga mengatur dan memelihara alam semesta ini. Allah tetap bekerja hingga saat ini. Pekerjaan Allah bukan hanya mengurus manusia yang menuntut keadilan, tetapi juga mengatur seluruh alam semesta untuk mewujudkan keadilan Allah kepada manusia (38:13,15,23). Tidak ada seorang pun yang dapat mengerti secara tuntas tentang bagaimana Allah bekerja. Melalui pemaparan pasal ini, kita dapat melihat bahwa bagi Allah, jauh lebih penting bagi Ayub untuk lebih mengenal kebesaran Allah dibandingkan mengetahui alasan penderitaannya. Allah yang menciptakan dan memelihara alam semesta tempat manusia hidup jauh lebih berharga dibandingkan hidup Ayub sendiri. Apakah hidup Anda telah berfokus pada pengenalan akan Allah atau Anda hanya memikirkan persoalan-persoalan Anda sendiri? [BW]

Monday, 28 August 2023

Respons terhadap Penderitaan

- Ayub 36-37 -

Dalam bacaan Alkitab hari ini, Elihu membicarakan tentang Allah, orang fasik, dan penderitaan, tetapi dengan sudut pandang yang berbeda dengan para sahabatnya. Elihu menyatakan bahwa Allah itu mulia, Allah itu besar (36:22,26), Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apa pun. Ia memperhatikan kehidupan orang benar. Ia menjadikan hukuman sebagai peringatan kepada pelaku kesalahan dengan tujuan agar mereka berbalik dari kejahatannya. Ia juga memakai kesengsaraan dan penindasan untuk membebaskan dan membuka telinga mereka (36:5-15). Elihu mengemukakan bahwa baik orang fasik maupun orang benar bisa mengalami penderitaan. Allah memakai penderitaan untuk membuat manusia bertobat. Orang benar dan orang fasik merespons penderitaan secara berbeda. Orang fasik tidak meminta pertolongan Allah, bahkan menyimpan kemarahan, dan akhirnya mereka binasa, sedangkan orang benar akan mendengar dan takluk kepada Allah dan akhirnya mereka hidup mujur (36:8-14). Elihu mengemukakan bahwa Ayub menerima hukuman bagi orang fasik. Dia menghimbau Ayub agar jangan panas hati dan tersesat karena teriakan dan kekuatan jerih payah tidak bisa meluputkannya dari kesesakan. Elihu menasihati Ayub agar jangan berpaling kepada kejahatan, bahkan Elihu mengajak Ayub untuk menjunjung tinggi perbuatan Allah (36:17-24). Elihu juga mengajak Ayub untuk memperhatikan keajaiban-keajaiban Allah atas alam ciptaan- Nya karena sesungguhnya Yang Maha Kuasa itu tidak dapat dipahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya; kaya akan kebenaran, dan Ia tidak akan menindas (37:14-24). Elihu tidak menuduh Ayub sebagai orang fasik sebagaimana sahabat-sahabatnya. Namun, ia mengajak sahabat-sahabatnya un- tuk membandingkan respons orang benar dan orang fasik terhadap penderitaan, serta mendorong Ayub agar jangan bertindak seperti orang fasik. Elihu juga mengajak Ayub untuk tidak sekedar berfokus kepada penderitaan dirinya, tetapi kepada karya Allah di dunia ini. Bagaimana respons Anda terhadap kesulitan dan penderitaan? Apakah Anda akan bereaksi seperti orang fasik yang marah dan tidak meminta pertolongan Allah? Apakah Anda memusatkan perhatian kepada kesulitan Anda sehingga lebih condong mengasihani diri sendiri dibandingkan memperhatikan karya Allah? Bagaimana kita akan bersikap ketika kita diperhadapkan pada situasi yang membuat kita merasa kesulitan dan menderita? [BW]

Sunday, 27 August 2023

 1 2 3 Next  Last

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?