Hamba Yang Setia dan Hamba Yang Jahat

Saturday, 01 February 2020


Perumpamaan tentang hamba setia dan hamba yang jahat merupakan pengajaran Tuhan Yesus mengenai pentingnya setiap anak-anak Tuhan untuk berjaga-jaga dan memiliki kesetiaan. Dalam cerita ini disebutkan ada empat macam hamba. 1. Hamba yang bijaksana (ayat 35-38) Disebut sebagai hamba yang bijaksana karena ia mengetahui dengan jelas keinginan tuannya dan mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Ia bekerja tanpa pengawasan, dan ia tahu satu hari kelak tuannya akan datang tanpa diduga seperti yang disebutkan pada ayat 40. Pada saat tuan itu datang, maka yang pertama dilakukan adalah memeriksa semua pekerjaan para hambanya. Hasil dari kesigapannya, ia bukan saja disebut sebagai hamba yang berbahagia melainkan mendapat penghormatan setinggi-tingginya. 2. Hamba yang jahat (ayat 45-46) Disebut jahat, karena ia bukan saja tidak menaati perintah tuannya, melainkan juga sengaja melakukan kejahatan dan hidup dengan tidak bijaksana. Ia tidak menyadari bahwa hidup manusia itu terbatas dan satu hari kelak harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Tuhan. Ia tidak menyadari bahwa dibalik kerja keras yang dilakukannya ada upah yang sedang menanti. Akibatnya, ia menerima hukuman. 3. Hamba yang masa bodoh/acuh-tak acuh (ayat 47) Hamba ini tahu akan kehendak tuannya, tahu apa yang diinginkan oleh tuannya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia membiarkan waktu dan kesempatan berlalu begitu saja. Ketika tuan itu datang, ia belum mengerjakan apa-apa. Ia belum melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Maka konsekuensi yang harus diterimanya adalah, menerima banyak pukulan. 4. Hamba yang bodoh (ayat 48) Hamba ini disebut bodoh karena meskipun ia bekerja dengan tuannya, tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh tuannya. Bahkan yang lebih celaka, ia melakukan apa yang salah, dan akibatnya ia harus dicambuk atau dipukul. Walau pukulan yang diterimanya sedikit, tetapi bagaimanapun pukulan itu tetap menyakitkan. Tentu kita menghendaki menjadi hamba yang pertama, yaitu hamba yang setia dan waspada. Tetapi sebenarnya yang paling banyak dijumpai adalah hamba yang ketiga dan keempat. Karena ini sifatnya seperti abu-abu, hitam tidak putih pun tidak. Biasanya kita tahu melayani dan beribadah itu baik, tetapi kita tidak mau melakukannya. Yang tidak kalah berbahayanya adalah tipe hamba yang keempat, ia menjadi Kristen tetapi tidak tahu akan kehendak Tuhan bagi dirinya, sehingga ia banyak mengerjakan perbuatan yang salah, dan perlu pukulan untuk menyadarkanya. Disusun oleh: Pdt. Herman Suratman

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?