Berkat Tuhan Dalam Keluarga

Saturday, 02 May 2020


Mazmur 127 :1-2 Setiap orang, siapapun dia, pasti memiliki rumah. Rumah yang dimaksud di sini adalah tempat di mana kita tinggal. Entah itu di rumah mewah, sederhana, rumah kontrakan, rumah kost, ataupun di tempat yang dianggap kurang layak. Pendeknya ini merupakan tempat untuk bernaung, beraktifitas maupun beristirahat. Tetapi tidak semua orang dapat merasakan rumah yang sesungguhnya, yaitu rumah tangga. Sebab ada perbedaan yang sangat besar antara rumah secara fisik dengan rumah tangga secara keseluruhan. Rumah adalah bagian kecil dari sebuah rumah tangga. Ketika kita berpergian, ke tempat kerja atau dari tempat lain, dan pada waktu pulang, sebenarnya kita bukan pulang ke rumah, tetapi pulang ke rumah tangga, yaitu ke keluarga kita. Mengapa ketika kita pulang dan masuk ke rumah, kita bukan pulang ke rumah, tetapi kepada rumah tangga? Sebab, rumah tangga adalah tempat di mana terjadi komunikasi yang baik. Rumah tangga adalah tempat di mana kita membangun relasi antara pasangan suami-istri maupun dengan anak-anak. Rumah tangga juga menjadi sarana terjadinya sebuah pendidikan. Mentalitas, perilaku, karakter, sikap hidup, konsep diri seorang anak dimulai dari pendidikan di dalam keluarganya. Rumah tangga juga menjadi sarana pelatihan bagi pasangan suami-istri dalam menjalani hidup pernikahannya. Semua ini diciptakan bukan diluar rumah, tetapi dimulai dan dikerjakan dalam rumah tangga yang kita bangun. Ada perbedaan yang sangat besar antara rumah tangga Kristen dengan rumah tangga lainnya. Sebab rumah tangga Kristen, bukan saja menjadi sarana pendidikan atau pelatihan. Tetapi yang jauh lebih penting, rumah tangga Kristen menjadi sarana utama dalam membangun dan membina kehidupan rohani kita. Konsep seperti inilah, yang membuat Salomo menuliskan sebuah syair yang dikenal dengan sebutan nyanyian Ziarah pada Mazmur 127 ini. Tentu Salomo memiliki alasan yang jelas atau pemahaman yang benar ketika ia menuliskan Mazmur ini. Karena yang menjadi fokus utama dari tulisannya adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan berkeluarga. Salomo mengungkapkan beberapa alasannya. Pertama, Tuhanlah yang membangun rumah tangga. Pada ayat 1 dikatakan: ‘Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.’ Ayat ini sedang memberikan perbandingan antara dua pribadi yang sedang membangun rumah. Rumah yang dibuat atau dibangun oleh manusia hasilnya dikatakan akan sia-sia. Karena sehebat apapun manusia tentu memiliki keterbatasan. Bahkan Rasul Paulus menyebut segala hikmat dan kepandaian manusia adalah kebodohan (I Korintus 1:20). Sedangkan rumah yang dibangun oleh Tuhan, di mana setiap anggota keluarga tunduk dan taat kepada kehendak Tuhan serta mengutamakan Tuhan dalam hidupnya akan diberkati. Dengan demikian, tanpa pertolongan Tuhan, tanpa anugerah, dan campur tangan-Nya, kita tidak dapat membangun sebuah rumah tangga yang baik. Ketika diperhadapkan dengan hal-hal yang sulit, bahkan ketika kita hampir menyerah, bingung, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, disitulah kita baru menyadari, betapa lemah dan rapuhnya kita. Maka tidak ada cara lain, selain hidup kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Kedua, Tuhanlah yang memberi kita berkat. Pada ayat 2 disebutkan: ‘sia-sia kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – Sebab Tuhan memberikannya kepada yang dicintainya pada waktu tidur.’ Ayat ini seolah-olah mengatakan, Tuhan memberikan berkat bukan ketika kita sedang bekerja, tetapi ketika kita sedang beristirahat. Kalimat ini secara manusia sulit untuk kita mengerti. Bukankah saat kita bekerja atau berdagang lalu mendapat untung, maka hasil yang kita dapat adalah pada waktu kita melakukan pekerjaan itu. Tetapi firman Tuhan mengatakan; berkat Tuhan itu diberikan ketika kita sedang tidur. Ketika Salomo menuliskan Mazmur ini, ia menyadari betul, seseorang bisa tidur dengan tenang dan nyaman, bila hatinya diliputi oleh damai sejahtera. Hatinya merasa tentram. Apa yang membuat dia tentram dan damai sejahtera? Karena Tuhan memberikan penjagaan. Sebab sejujurnya, kita tidak mungkin dapat melindungi diri sendiri. Mazmur ini bukan saja menceritakan perlindungan dan penjagaan dari Tuhan. Tetapi ada berkat-berkat yang Tuhan berikan dan sediakan bagi kita. Salomo dalam Mazmur ini ingin mengatakan, ada orang yang bekerja keras sedemikian rupa, dari pagi sampai malam, untuk mendapat roti atau makanan saja ia harus mendapatkannya dengan susah payah, tetapi orang yang dicintai oleh Tuhan tidak akan bersusah payah untuk mendapatkannya dan orang seperti ini dapat menikmati tidurnya dengan nyaman. Ketika Tuhan menganugerahkan kita kehidupan berkeluarga atau saat kita ada ditengah-tengah keluarga, maka kita perlu berkomitmen untuk memelihara kehidupan keluarga kita, supaya keluarga yang kita bangun dapat memuliakan Tuhan. Disusun Oleh: Pdt. Herman Suratman

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?