Berbicara Sesuai Firman Tuhan

- Bilangan 23-24 -

Bileam tergolong sebagai ahli nujum/sihir, yaitu orang yang biasa dipanggil untuk mengutuk orang lain. Kepercayaan pada kutukan dan berkat merupakan hal yang umum di zaman Perjanjian Lama. Ahli nujum/sihir dianggap memiliki kekuatan yang diberikan oleh para dewa. Khusus untuk Bileam, terdapat kesan bahwa kemampuan nujum/sihirnya berbeda karena kemampuannya berasal dari TUHAN, bukan dari dewa- dewi. Sejak dijemput oleh utusan Balak untuk pergi dan mengutuki bangsa Israel, Bileam dengan tegas menyatakan bahwa ia hanya akan menyampaikan apa yang TUHAN firmankan kepadanya (22:8, 18,38). Di pasal 23-24, berulang kali ia menegaskan posisinya, “Bukan- kah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?” (23:12). “Bukankah telah kukatakan kepa- damu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulaku- kan.” (23:26). “...aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN ...apa yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kukatakan.” (24:13) Bahkan, “Roh Allah menghinggapi dia” (24:2). Balak menyuruh dan membayar mahal Bileam untuk mengu- tuk, tetapi Bileam malah memberkati. Jika ada orang yang menyuruh kita memviralkan berita negatif (hasutan, fitnahan, gosip, dan sebagai- nya), apakah kita berani membalikkannya dengan pesan membangun yang sesuai dengan firman Tuhan? Dalam dunia yang dengan mudahnya menyebarluaskan informasi yang menyesatkan, apakah kita berani men- jadi agen yang bukan hanya sekadar mem-block informasi sesat, tetapi juga berusaha mengemas firman Tuhan menjadi berita yang menjadi berkat? Pikirkan godaan yang muncul jika kita adalah Bileam zaman now: Untuk apa bekerja keras bila kita bisa mendapat banyak uang hanya dengan menyebarkan berita hoaks melalui media sosial? Tanpa perlu memikirkan content yang canggih, cukup dengan menghembuskan beberapa isu sensitif disertai bumbu penyedap kepada ‘orang yang tepat’, banyak orang akan tertarik. Tidak perlu banting tulang, uang akan mengalir dengan mudah. Tawaran ini amat menggoda! Wajar bila setiap orang percaya berpegang teguh pada firman TUHAN. Bila Bileam yang bukan orang Israel asli saja bertekad untuk hanya menyampaikan firman Tuhan, masakan kita tidak? Jika Bileam saja membiarkan dirinya dipakai untuk menyampaikan firman Tuhan, apalagi kita! Bukankah perkataan Bileam di atas merupakan tamparan bagi orang Israel yang berulang kali memberontak terhadap firman TUHAN sampai-sampai Musa merasa perlu untuk menyisipkan teladan Bileam bagi bangsanya? Saringlah perkataan Anda dengan firman TUHAN! [MN]

Sunday, 16 July 2023

Jangan Nego dengan TUHAN

- Bilangan 22 -

Mengapa TUHAN sampai memakai seekor keledai untuk menegur Bileam dengan keras? Jika TUHAN tidak berkenan Bileam pergi, mengapa TUHAN mengizinkan Bileam pergi dan kemudian murka saat Bileam pergi (22:20,22). Tuhan tahu bahwa Bileam serakah (22:17; bandingkan dengan 2 Petrus 2:15). Apakah Tuhan ingin menghindarkan Bileam dari murka-Nya? Dari awal, perintah TUHAN sudah sangat jelas: “Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati.” (22:12) Meskipun para utusan yang dikirim berbeda—pemuka-pemuka yang lebih banyak dan lebih terhormat dari yang pertama—tetapi pengutusnya sama, yaitu Balak. Tujuannya juga sama, yaitu mengutuki/menyerapah bangsa Israel (22:6,17). Firman TUHAN tidak pernah berubah. Oleh karena itu, perintah yang pertama kali disampaikan TUHAN yang harus dipegang karena perintah kedua, ketiga, dan seterusnya pasti konsisten dengan perintah pertama. Lagi pula, meskipun awalnya Bileam memberkati bangsa Israel, tetapi hati manusia gampang berubah. Bileam-lah yang kemudian membeberkan cara untuk mencelakakan bangsa Israel, “Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi penyebab orang Israel berlaku tidak setia terhadap TUHAN dalam peristiwa Peor, sehingga tulah menimpa umat TUHAN.” (31:16 TB2, Wahyu 2:14). Sesungguhnya Bileam telah bernegosiasi (tawar-menawar) dengan TUHAN, dan hal itu tidak baik. Bandingkan dengan riwayat hidup Hizkia. Awalnya, Hizkia adalah raja yang beriman dan sangat mengandalkan TUHAN (2 Raja-raja 19). Ketika TUHAN memberitahukan hari kematiannya, Hizkia nego dengan TUHAN supaya ia disembuhkan, bahkan ia memohon dengan sangat sampai menangis. TUHAN mengabulkannya dan menambah hidupnya 15 tahun. “Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh ....” (2 Tawarikh 32:25) Pada waktu utusan raja Babel datang untuk memberikan selamat atas kesembuhannya, ia memamerkan segala kekayaannya di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya (2 Raja-raja 20:13,15). Lalu TUHAN menyatakan penghukuman-Nya: “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel ...dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” (2 Raja-raja 20:17-18). TUHAN itu Maha Tahu dan kehendak-Nya selalu merupakan yang terbaik bagi diri kita. Jangan nego dengan Tuhan! Apakah Anda sering nego dengan Tuhan untuk memaksakan keinginan Anda? [MN]

Saturday, 15 July 2023

Kelihatannya Sia-sia

- Bilangan 21 -

Dapatkah kita sedikit berempati terhadap orang Israel? Bayangkan bahwa selama bertahun-tahun, mereka memakan manna setiap hari. Walaupun mereka dapat mengolah manna dengan berbagai cara, rasanya tetap tidak terlalu berbeda. Wajar bila mereka merasa muak (21:5). Lagi pula, di padang gurun, setiap hari mereka berhadapan dengan masalah yang sama, yaitu krisis air. Sangat manusiawi jika pergumulan yang sama yang tak kunjung usai cenderung menimbulkan frustrasi, sikap menya- lahkan orang lain, dan bertanya-tanya kapan masalah bisa teratasi. Sebenarnya, orang Israel—mau tidak mau—toh pasti akan mati semua di padang gurun (14:29-30). “Hidup ini sia-sia!” Mungkin begitulah pikiran orang Israel yang melawan Allah dan Musa. Apakah hidup ini sia-sia? Peperangan melawan Sihon dan Og adalah peristiwa yang amat berkesan di benak bangsa-bangsa yang di kemudian hari menjadi lawan bangsa Israel. Rahab, seorang perempuan Yerikho—kota pertama yang ditaklukkan bangsa Israel—bersaksi, “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang yang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Al- lah di langit di atas dan di bumi di bawah.” (Yosua 2:10-11; bandingkan dengan kesaksian orang Gibeon di Yosua 9:9-10). Meskipun orang Israel berputar-putar di padang gurun, hidup mereka tidak sia-sia. Ketaatan pada kehendak TUHAN membuat mereka bisa menyaksi- kan karya TUHAN dalam hidup mereka (Bilangan 21:3,34). Yang tidak kalah penting, ketaatan mereka mempersiapkan jalan bagi generasi selanjutnya. Pada waktu anak-anak mereka maju berperang kelak, mental musuh-musuh mereka sudah terpukul kalah. Saat melihat foto pelaku travelling atau wisata kuliner, mungkin kita merasa iri. Kita ingin meniru mereka, tetapi usaha kita bagaikan berjalan di atas treadmill. Kita merasa tidak mengalami kemajuan. Setiap hari, kita menjalani rutinitas yang sama tanpa dinamika. Apakah kondisi semacam itu berarti bahwa hidup kita sia-sia. Jika kita berjalan di dalam Tuhan, Tuhan memiliki rencana atas hidup kita (Efesus 2:10; Yeremia 29:11; Roma 8:28). Walaupun hidup kita terasa seperti biasa-biasa saja, bila kita menaati kehendak dan rencana Allah, Allah akan membuat hidup kita menjadi berarti. Rencana Allah bukan hanya menyangkut diri kita, tetapi juga menyangkut anak-anak kita. Apakah Anda telah hidup mengikuti rencana Allah? [MN]

Friday, 14 July 2023

Arahkan Mata pada TUHAN

- Bilangan 20 -

Bayangkan bila Anda adalah Musa yang baru saja kehilangan kakak perempuan yang Anda kasihi. Saat itu, Musa sedang berusaha move on dari perasaan duka yang mendalam. Bayangkan pula bahwa Anda te- lah sekian puluh tahun terus-menerus menanggung beban memimpin dan melayani dua juta orang yang sulit dipimpin. TUHAN sendiri berkomen- tar, “Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan mukjizat- mukjizat yang Kubuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, ...” (14:22). Sekuat apa pun Musa, dia adalah manusia biasa yang memi- liki kelemahan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Musa dipersalahkan lagi untuk kesekian kalinya (20:4). Bisa dimengerti bila Musa menjadi sangat frustrasi terhadap bangsanya sendiri yang begitu keras hati dan lemah iman, sehingga kesabarannya habis dan ia meluapkan kemarahannya de- ngan memukul bukit batu (20:10-11), padahal TUHAN hanya memerin- tahkan Musa untuk berkata kepada bukit batu (20:8). Apakah saat itu, Musa teringat pada peristiwa saat TUHAN memerintahkan dia untuk memukul bukit batu (Keluaran 17:6)? Jika benar demikian, berarti Musa bersandar pada pengalamannya, bukan bersandar pada TUHAN. Setiap kali Musa beralih fokus dari Tuhan, dia rugi. Saat pertama kali berusaha membantu bangsanya dengan bertindak sendiri, Musa harus menghabiskan 40 tahun berikutnya di padang belantara menggembalakan domba (Keluaran 2:11-15). Kali ini, perilakunya membuat ia kehilangan kesempatan untuk memasuki Tanah Perjanjian (20:12). Kekesalan terhadap bangsanya membuat Musa melakukan dosa yang sama, yaitu secara terang-terangan melanggar perintah Allah. Hal ini terjadi karena Musa mengalihkan perhatiannya ke perilaku orang lain, bukan tetap berfokus pada rencana Allah. TUHAN menempatkan orang-orang yang perlu dilayani di sekitar Anda. Namun, bila Anda tidak mengarahkan pandangan Anda pada TUHAN, Anda tidak akan bisa membantu mereka dengan baik. Berkonsentrasi pada kelemahan, ketidaktaatan, kurangnya keyakinan, dan sikap keras kepala mereka akan membuat Anda frustrasi. Sebaliknya, mengarahkan pandangan pada Allah yang kudus akan membuat Anda makin menyerupai Dia—murah hati, pengampun, panjang sabar, dan benar. Saat Anda kecewa, hampirilah Tuhan. Kenalilah rencana-Nya terhadap teman Anda dan jangan memusatkan perhatian Anda pada dosa atau kelemahan teman Anda agar Anda mendapat kekuatan, kebijaksa- naan, dan kesabaran yang Anda butuhkan untuk membantu teman Anda dengan cara yang Tuhan kehendaki. Saat menghadapi masalah, apakah Anda mengarahkan pandangan Anda kepada Tuhan? [MN]

Thursday, 13 July 2023

Pengampunan Bagi Orang Percaya

- Bilangan 19 -

Di antara berbagai ritual kurban Perjanjian Lama, hewan kurban yang kita baca hari ini sangat unik karena hewan kurban itu umumnya jantan, disembelih di depan Kemah Pertemuan, dan dibawa oleh orang yang ingin mempersembahkan kurban, entah karena telah melakukan dosa, untuk memenuhi nazar, atau mengucap syukur (pasal 1-4). Akan tetapi, dalam kasus penahiran, seekor lembu betina merah dibakar habis untuk mendapat abunya. Ritual ini unik karena yang disembe- lih ialah hewan betina dan satu-satunya yang warnanya ditentukan. Tempat upacara juga berbeda. Imam Eleazar harus melaksanakannya di luar tempat pertemuan, menjauh dari pintu masuk Kemah Pertemuan. Hal lain yang tidak lazim adalah saat hewan dibakar, imam diperintahkan untuk melempar “kayu aras, hisop dan kain merah tua” ke dalam api. Se- telah itu, abu lembu betina merah itu dikumpulkan dan disimpan “pada suatu tempat yang tahir di luar perkemahan.” Abu itu dipakai “bagi umat Israel untuk air penahiran; itulah penghapus dosa” (19: 6,9 TB2). Ketika seseorang menyentuh mayat apa pun secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, ia dianggap berdosa sehingga dinyatakan najis selama 7 hari (19:11). Orang yang najis tidak boleh datang dan beribadah kepada TUHAN yang kudus. Melalui abu lembu betina merah, TUHAN menyediakan cara untuk membuat orang yang najis menjadi tahir (bersih). Seorang lain yang tahir harus mengambil hisop, mencelupkannya ke dalam bejana yang sudah diisi se- dikit abu dan air mengalir, lalu memercikkannya ke atas orang dan berba- gai perabotan yang telah tercemar karena mayat di hari ketiga dan ketu- juh Setelah itu, orang yang najis itu harus mencuci pakaiannya dan membasuh badannya, dan saat matahari terbenam baru dinyatakan tahir (19:17-19). Ritual ini menyucikan orang yang najis agar bisa memper- sembahkan kurban dan menyembah TUHAN lagi. Jika orang yang najis tidak menjalankan upacara ini, ia akan dilenyapkan (19:20). Kurban lembu betina merah merupakan tipologi (gambaran) bagi kurban Kristus untuk menebus dosa orang percaya. Tuhan Yesus “tidak bercela”, sama seperti lembu betina merah. Sama seperti lembu betina merah disembelih di “luar tempat perkemahan” (19:3), Tuhan Yesus juga disalibkan di luar kota Yerusalem (Ibrani 13:11-12). Sama seperti abu lembu betina merah menahirkan manusia dari kenajisan kematian, begitu pula kurban Kristus menyelamatkan kita dari hukuman dan kecemaran rohani. Datanglah kepada Kristus setiap kali kita berbuat dosa, apa pun dosa kita niscaya Ia akan mengampuni dan menerima kita kembali. Setiap kali Anda menyadari bahwa Anda telah melakukan dosa, apakah Anda selalu segera datang kepada Kristus? [MN]

Wednesday, 12 July 2023

First  Prev 7 8 9 10 11 Next  Last

Kami Peduli

Masukkan Alamat E-mail Anda untuk berlangganan dengan website Kami.

Apakah anda anggota jemaat GKY Mangga Besar?